Pages

Selasa, 02 Desember 2014

Perubahan Tata Bahasa Indonesia dan EYD

Pengertian Tata Bahasa
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).
Dalam tata bahasa terdapat ciri-ciri umum yaitu sebagai berikut:
·         Pembentukan kata dilihat dari afikasi (pengimbuhan) dan reduplikasi (pengulangan).
·         Sarana-sarana dari tingkat leksikal mau pun di tingkat gramatikal dapat digunakan untuk menyatakan arti.
·         Satuan sintaksis bersifat senyawa.
·         Jalinan tingkat gramatikal dan leksikal yang perlu diperhatikan.
Didalam tata bahasa terdapat bahasa baku, bahasa baku itu sendiri adalah kata-kata standar yang sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku, didasarkan atas kajian ilmu, termasuk kedalam ilmu bahasa dan termasuk kajian ilmu. Di zaman sekarang ini tata bahasa baku hanya digunakan disaat atau diwaktu tertentu saja. Contohnya adalah, penggunaan bahasa baku hanya digunakan disaat kita berbicara kepada guru, dosen, namun penggunaan bahasa baku jarang bahkan tidak digunakan jika kita berbicara dengan teman sebaya, teman sepermainan, atau teman berkelompok.
EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan )
Seperti judul nya, EYD adalah Ejaab Yang Disempurnakan. Mengapa disempurnakan? Jadi, maksud dari disempurnakan ialah menggunakan kata tambahan sebelum atau sesudah kata utama. Contoh nya seperti dibawah ini:

1.    Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2.    Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan):
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola.
-  Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi.
-     Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
-   Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
- Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
3.    Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
4.    Gabungan kata atau kata majemuk:
-    Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
-  Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
-  Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
5.    Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
6.    Kata depan atau preposisi (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
7.    Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
8.    Partikel:
-       Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
-       Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
-       Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
9.    Singkatan dan akronim:
-       Akronim dan singkatan hanya sebaiknya digunakan sebagai judul jika hal tersebut jauh lebih terkenal daripada kepanjangannya (misalnya AIDS vs. Acquired Immune Deficiency Syndrome, radar vs. Radio Detection and Ranging).
-       Seringkali suatu singkatan yang terkenal kepanjangannya menggunakan bahasa asing sehingga penutur bahasa Indonesia yang terbiasa menggunakan akronim/singkatan yang telah diserap dalam bahasa Indonesia tersebut lebih terbiasa dengan singkatannya. Hal ini juga patut dicermati. Contoh adalah ASEAN vs. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
EYD sendiri sudah mengalami beberapa perubahan, diantaranya:
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
·         "tj" menjadi "c" : tjutji → cuci
·         "dj" menjadi "j": djarak → jarak
·         "j" menjadi "y" : sajang → sayang
·         "nj" menjadi "ny" : njamuk → nyamuk
·         "sj" menjadi "sy" : sjarat → syarat
·         "ch" menjadi "kh": achir → akhir
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
·         Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
·         Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
·         Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-" pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
·         Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan
Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:
1.   Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2.   Penulisan kata.
3.   Penulisan tanda baca.
4.   Penulisan singkatan dan akronim.
5.   Penulisan angka dan lambang bilangan.
6.   Penulisan unsur serapan.
Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_bahasa
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
http://diinnydwiiputriianti.blogspot.com/2010/11/perubahan-kata-kata-baku-terbaru-dalam.html

Senin, 03 November 2014

Menu Garis dengan OpenGL

Menu Membuat Garis dengan menggunaan OpenGL

Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang membuat menu garis vertikal, horizontal, dan diagonal dengan berbasis OpenGL. Membuat program ini saya menggunakan Code Blocks, dan Library OpenGL yaitu Glut.h sebagai header pada pemrograman di Code Blocks yang saya pilih berbasis C++.
Pertama-tama, cara untuk instalasi Code Blocks serta Glut dapat dilihat di:
Oke langsung saja. Pertama buat terlebih dahulu New Project, dan pilih dalam bentul Console Application, seperti dibawah ini:



Kemudian pilih bahasa pemrograman yang akan digunakan, disini saya pilih mengunakan bahasa C++.






Setelah itu berikan nama untuk new project yang akan dibuat dan tempat / direktori dimana project akan di save. Saya memberikan nama MenulineOGL, dan disave didalam my document.

Setelah menentukan nama dan direktori untuk men-save program, lalu tekan next, dan finish.




Lalu, mulai dengan coding yang akan digunakan untuk membuat menu  line opengl . Coding nya adalah dibawah ini:

Pada Gambar coding pertama terdapat 3 header yang digunakan dan di include. Pertama ada GL/Glut.h yang memiliki fungsi untuk menjalankan seluruh fasilitas yeng terdapat pada openGL. Selanjutnya ada conio.h dan iostream yaitu header utama pada bahasa pemrograman C++.
Void cls yang berguna jika sub main ini dipanggil, maka akan menjalankan yang ada didalam nya, yaitu cout << string(25, ‘\n’) yaitu menampilkan new space line sebanyak 25 line.
Terdapat juga int tx0, ty0,tx1,ty1; int k; yang memiliki fungsi membuat variabel tx0, ty0, tx1, ty1 dan k dengan tipe data integer. Void init(void) yaitu membuat sub main yang berisi glClearColor yang berguna untuk membuat tampilan openGL dengan warna dasar hitam dengan format warna RGBA (Red Green Blue Alpha). Kemudian ada glMatrixMode membuat mode untuk tampilan openGL yaitu GL_PROJECTION yang digunakan untuk menempatkan dan membentuk garis dengan titik-titik koordinat yang nanti akan diinput. gluOrtho2d adalah untuk mensetting sumbu x dan y yang akan kita buat, disini saya mensetting nya dengan minimal bernilai -50 dan maksimal 50.

Digambar kedua ini terdapat void display(void) yaitu memiliki fungsi membuat sub main display atau yang nantinya akan berguna untuk hasil output. Terdapat glClear yang digunakan untuk membuat setting warna dasar, lalu glColor3f yaitu untuk setting warna garis nanti yang akan ditampilkan, glLineWidth(7.0f) yaitu menentukan ketebalan garis yang akan tampil.
glBegins(GL_LINES) yaitu untuk menentukan hasil outputnya, karna ingin membuat garis maka pilih GL_LINES. glVertex2d(tx0,ty0) glVertex2d untuk menentukan titik awal yang akan kita input, 2d adalah untuk keterangan garis yang akan dibuat adalah bentuk 2d. Dan titik awal diambil dari nilai variabel tx0 dan ty0. glVertex2d(tx1,ty1) sama seperti sebelumnya, hanya saja titik ini digunakan untuk menentukan titik akhir dari garis yang akan dibuat.
glEnd untuk membuat statement akhir program. Dan glFlush untuk menampilkan apa yang sudah diinput sebelumnya.


Int main, ini adalah inti dari program yag akan dibuat. Didalam sini terdapat coding atau statement apa saja yang akan tampil saat program dijalankan. K= 0 berguna untuk menentukan nilai awal variabel K yaitu 0. Cls() berguna untuk menjalankan sub main yang sebelumnya sudah dibuat.
Int pil; untuk membuat variabel pil dengan tipe data integer. Dan cout<< berguna untuk mencetak kalimat yang ada didalam tanda “.....”. Kemudian cin>>pil; digunakan untuk statement input yang berguna untuk mengarahkan kemana program akan dijalankan nantinya, apakah garis vertikal, horizontal, atau diagonal, ataupun Keluar. Switch(pil) berguna untuk input yang sudah diinputkan kemudian diarahkan ke program.


Case 1: case 2: case 3: case 4: digunakan untuk arahan dari input pil yang sebelumnya diinput. Case ini akan menjalankan program sesuai yang terdapat pada menu, case 1 berguna untuk menjalankan statement input kemudian menjalankan kondisi untuk program vertikal, case 2 untuk program horizontal, case 3 untuk program diagonal, dan case 4 untuk keluar dari program. Setiap case selalu diakhiri dengan break; kemudian terdapat default yang berguna untuk memberikan pilihan lain jika yang diinput melebihi atau tidak terdapat pada menu.



GlutInit berguna untuk membuat setting dari windows yang akan tampil untuk menampilkan garis yang sebelumnya sudah ditentukan titik koodintnya. Disini terdapat setting untuk mengatur besar dari windows nya yaitu 500x500 piksel, Menentukan “Hasil Garis” sebagai nama dari hasil output yang akan dihasilkan, dan digunakan untuk memenggil sub main display.
Void inputpart() adalah membuat sub main yangberguna untuk menginput nilai titik awal dari x, dan y. Kemudian menentukan nilai dari variabel tx1 dan ty1 untuk garis akhir.


Int inputpart2() menjadi sub main dan juga variabel input dan terusan dari bagian inputpart. Disini terdapat setting untuk membuat nilai maksimal dan minimal titik yaitu -50 dan 50.
Void horizonif() yaitu membuat sub main kondisi untuk garis horizontal, jadi, jika nilai dari nilai ty0 (nilai y awal) dan ty1 (nilai akhir titik y) sama, maka akan menampilkan hasil garis nya bahwa garis nya adalah garis horizontal. Dan jika tidak membentuk garis yang ditentukan maka akan melanjutkan ke menu kembali.



Pada submain vertikaif() dan diagonaif() sama seperti membuat garis horizontal, hanya saja untuk garis vertikal memiliki kondisi nilai tx0 (nilai titik awal x) dan tx1 (nilai titik akhir x) sama maka akan menampilkan garis vertikal. Namun untuk bagian digonal sama sekali tidak memiliki kondisi.


Setelah semuanya selesai, jalankan program. Jika ingin dijadikan .exe maka bisa dipilih build. Setelah di build maka akan seperti dibawah ini:






Dan saat program dijalankan akan seperti ini:












Atau dapat anda download dalam bentuk pdf di sini

 
Sekian penjelasan program dari saya, terima kasih 





Sabtu, 25 Oktober 2014

Bahasa Indonesia

    A.  Peranan dan Fungsi Bahasa

Pengertian bahasa menurut para ahli:
-       Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.  Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

-       Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.

Seperti yang sudah di jelaskan oleh beberapa para ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa bahasa adalah salah satu perantara antar perseorangan, antar kelompok atau yang lainnya untuk berkomunikasi. Namun bukan hanya menggunakan bahasa saja untuk berkomunikasi. Seperti menurut Gorys Keraf diatas, bukan hanya bahasa saja yang digunakan untuk berkomunikasi, tetapi ada cara-cara lain untuk berkomunikasi. Seperti melalui lukisan yang memiliki pesan atau arti, bunyi gendang, tong atau alat musik pun dapat dijadikan sebagai media komunikasi.
Dan seperti pendapat Fodor, bahasa sistem simbol dan tanda. Mengapa bisa disebut seperti itu? Menurut saya, ada benar nya pendapat yang disampaikan oleh Fodor. Karna bahasa memiliki simbol atau tanda, atau bisa disebut juga sikap dan cara penyampaian kita dalam mengucapkan bahasa.

Peranan dan Fungsi Bahasa

-       Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.

-       Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).


-       Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti yang sudah disampaikan diatas tadi tentang fungsi bahasa menurut beberapa ahli, fungsi bahasa selain dijadikan media berkomunikasi, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat meng-ekspresikan diri, alat beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, atau alat untuk mengembangkan suatu pendapat atau penemuan yang cukup penting.
Bahasa juga dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan diri untuk bersosialisasi, mentrampilkan penggunaan bahasa agar lebih mahir dalam berkomunikasi, seperti pendapat Sunaryo (2006 : 6), bahasa memiliki fungsi dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya dan juga sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan.
     B.  Ragam Bahasa
-       Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Keragaman bahasa dapat menimbulkan beberapa masalah seprti hal nya penggunaan bahasa yang digunakan untuk ke orang yang lebih tua atau ke orang yang sebaya dengan kita itu menggunakan penggunaan yang berbeda. Bahasa juga memiliki ragam yaitu bahasa baku dan bahasa yang kurag baku, Dendy Sugono (1999 : 9). Penggunaan bahasa yang tepat dan benar harus lah sesuai dengan keadaan atau situasi yang ada. Seperti hal nya disekolah, kampus, kantor, atau tempat nongkrong anak-anak muda menggunakan bahasa yang berbeda. Di lingkungan kampus atau perkuliahan, pada umumnya kita menggunakan bahasa yang kurang baku untuk berbicara sesama teman sekolah, namun jika berbicara kepada dosen. Jika kepada dosen atau orang yang lebih tua haruslah kita menggunakan bahasa yang lebih baku dan sopan untuk menunjukkan rasa sopan dan santun serta menghargai. Ragam bahasa juga terdapat bahasa lisan dan bahasa tulis. Contoh dari bahasa lisan adalah “Ariani bilang kalau kita harus belajar dengan giat”. Sedangkan jika menggunakan bahasa tulis adalah “Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar dengan giat”. Dari penggunaan dua ragam bahasa yang berbeda ini terdapat penggunaan bahasa yang berbeda, namun arti dan tujuan nya tetap sama yaitu menunjukkan agar lebih giat belajar.

    C.  Penggunaan Bahasa Indonesia dikalangan Masyarakat dan Kelebihan serta Kekurangan Mempelajari Bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa indonesia

Penggunaan bahasa indonesia dikalangan masyarakat untuk zaman sekarang sdah sangat beragam. Seperti halnya penggunaan bahasa indonesia yang digabungkan dengan bahasa asing, seperti “Kalau disaat-saat kaya gini keadaannya udah complicated  banget” sudah menjadi hal yang umum dikalangan masyarakat terutama anak-anak muda. Namun penggunaan bahasa yang baik dan benar juga sudah bukan menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan dan digunakan. Seperti kita berbicara kepada dosen, berbicara kepada kedua orang tua, atau orang tua teman kita ada baiknya kita menggunakan bahasa yang baik, karna lebih menunjukkan rasa hormat, dan rasa menghargai.
Di negara indonesia ini, penggunaan bahasa indonesia juga banyak jenisnya, penggunaan bahasa daerah, bahasa pergaulan pun sangatlah beragam. Contoh dalam penggunaan bahasa daerah di provinsi jawa barat ini, “Ada apa?” di bahasa jawa menjadi “Ono opo?”, sunda “Aya naon?, dan bahasa betawi menjadi “Ade ape?”. Dan jika dalam pergaulan terdapat istilah “keleus” , “wkwkwk”, “zzz” dan lain sebagainya. Namun ada hal nya kita harus dapat menesuaikan diri dengan keadaan dan situasi untuk penggunaan bahasa.
Kelebihan serta Kekurangan belajar Bahasa Indonesia
Belajar bahasa indonesia sma hal nya seperti manusia, memiliki kelebihan dan kekurangan. Pertama saya akan membahas kelebihan jika kita belajar bahasa indonesia.
Kelebihan dari belajar bahasa indonesia adalah kita dapat lebih mengetahui dan lebih terampil dalam menggunakan bahasa. Setelah pandai dalam menggunakan bahasa, kita pun bisa pandai dalam bertutur kata, karena kita dapat memilih dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan keadaan dan situasi dimana kita berada.
Kekurangan jika kita belajar bahasa indonesia menurut saya tidak ada. Karna dengan belajar bahasa indonesia dapat mempertajam pengetahuan dalam penggunaan bahasa indonesia, mentrampilkan diri dalam berbicara, dan lainnya. Mungkin bukan kekurangan yang didapatkan, hanya saja menurut sebagian orang indonesia, belajar bahasa indonesia tidaklah penting karna dalam kehidupan sehari-hari kita sudah menggunakan bahasa indonesia. Padahal dengan belajar bahasa indonesia kita dapat mendapat ilmu serta pegetahuan yang cukup banyak dan cukup penting untuk saat ini ataupun disaat yang akan datang.

Sumber: 
http://iqbalalkhazim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.3
              
 - Fungsi Bahasa
               
- Ragam dan Laras Bahasa



 
Blogger Templates