Agama
dan Masyarakat
Kaitan agama dan masyarakat banyak
dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur
nabi dalam mengubah figur sosial dan argumentasi rasional tentang arti dan
hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran maut menimbulkan religi, dan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya sampai para
tasauf.
Bukti diatas sampai pada pendapat
bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate.
Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya merupakan sumber motivasi suatu
tindakan individu dalam tindakan sosialnya.
1.
Fungsi
Agama
Untuk mendiskusikan fungsi agama
terdapat 3 aspek penting yaitu: kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.
Sejak dulu sampai saat ini, agama masih tetap ada dan memiliki fungsi, bahkan
dapat memerankan sejumlah fungsi.
Sebagai kerangka acuan penelitian
empiris, teori fungsional memandang masyarakat sebagai suatu lembaga sosial
yang seimbang. Manusia mementaskan dan menolakkan kegiatannya menurut norma
yang berlaku umum, peranan beserta statusnya.
2.
Pelembagaan
Agama
Kaitan agama dengan masyarakat dapat
mencerminkan 3 tipe, meskipun tidak menggambarkan seuruhnya secara utuh (
Elizabeth K. Notingham, 1954 )
a.
Masyarakat
yang Terbelakang dan Nilai-Nilai Sakral
Masyarakat tipe ini
kecil, terisolasi dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agam yang sama.
Agama menyusup kedalam aktifitas yang lain. Sifat-sifatnya:
-
Agama
memasukkan pengaruhnya yang sakral kedalam sistem masyarakat secara mutlak
-
Dalam
keadaan agama lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas
menjadi pengintegrasian dan pensatuan bagi seluruh anggota masyarakat
b.
Masyarakat
Praindustri yang Berkembang
Keadaan
masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi dibandingkan
tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam
masyarakat ini, tetapi dalam keadaan yang sama lingkungan yang sakral dan
sekular itu sedikit banyaknya dapat dibedakan. Dilain pihak agama tidak
memberikan dukungan sempurna terhadap aktifitas sehari-hari. Agama hanya
memberikan dukungan terhadap adat istiadat dan terkadang merupaan sistem
tingkah laku tandingan terhadap sistem yang disahkan.